Jarang diketahui, ternyata inilah Suku tertua di Indonesia yang tetap hidup hingga saat ini


Indonesia merupakan negara yang memiliki ragam suku yang sangat banyak di dunia. Adanya keragaman suku dan kebudayaan ini menambah kekayaan Indonesia di mata dunia. Perlu diketahui bahwa di Indonesia juga ada suku tertua dan masih bertahan dan dapat dijumpai hingga waktu sekarang.

Artikel lainnya :
Jarang yang tahu, inilah monumen-monumen bersejarah yang ada di Kota Makassar
Sangat indah dan menawan, inilah rahasia keindahan pasir putih yang ada di Pantai Tanjung Bira
Jarang diketahui, inilah pesona keindahan matahari tenggelam di Pantai Kaluku, Donggala

Menurut Penelitian antropologi Dr. Bannet Bronson dari Amerika Serikat bahwa suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi bukit barisan di sekitar Gunung Kerinci lebih tua dari suku Inka, Indian di Amerika. Sehingga bisa dikatakan bahwa suku Kerinci merupakan salah satu suku tertua yang ada Indonesia.


Diperkirakan Sejak sepuluh ribu tahun yang lalu, suku ini seudah ada. Suku ini masih menjaga peradabannya dengan baik hingga saat ini dengan tradisinya yang masih sangat kental.

Beberapa penelitian menyebutkan bahawa orang Kerinci termasuk kelompok suku bangsa asli yang mula-mula ada di Sumatra.Kelompok suku bangsa ini kemudian dikenal dengan Kecik Wok Gedang Wok yang diduga telah berada di wilayah Alam Kerinci semenjak 10.000 tahun silam (Whitten, 1987).

Uli Kozok, seorang ahli filologi dari Hawaii University Amerika Serikat, dalam risetnya menyimpulkan naskah melayu tertua di dunia ada di Kerinci. Naskah tersebut jauh lebih tua 200 tahun dibanding dengan naskah surat raja Ternate yang sebelumnya dinyatakan sebagai naskah melayu tertua di dunia. Naskah kitab undang-undang Tanjung Tanah diperkirakan dikeluarkan pada abad 14.
Tanduk bertuliskan aksara Incoung
Kesimpulan Uli Kozok tersebut juga didasari atas uji radio karbon yang dilakukan atas sampel bahan kertas Daluang (samakan kulit kayu) yang digunakan untuk penulisan naskah itu. Dari hasil uji radio karbon yang sangat akurat prediksinya itu menegaskan kalau Daluang yang digunakan untuk media penulisan naskah tersebut bisa dipastikan ditebang pada rentang waktu antara abad 12 hingga 13. Prediksi umur naskah itu pun juga berdasarkan pada analisa jenis aksara yang digunakan, yakni aksara Incoung.

SHARE THIS

Author: