Jarang diketahui, ternyata inilah pesona wisata dan budaya yang hanya ada di Kabupaten Takalar


Dari sejarah terbentuknya, awalnya Kabupaten Takalar merupakan satu kesatuan dengan Kabupaten Jeneponto dengan istilah Kabupaten Jeneponnto-Takalar. Namun pada 1960, berkat perjuangan para politisi dan tokoh masyarakat akhirnya terbentuk Kabupaten Takalar dengan ibukota Pattalassang. Kabupaten Takalar sendiri berbatasan dengan dua Kabupaten yaitu Gowa dan Jeneponto yang mayoritas penduduknya dari suku Mangkasara. Masyarakat Takalar sangat menjunjung tinggi nilai adat istiadat di daerahnya, sehingga terdapat beberapa pegelaran budaya yang sering dilakukan.

Maudu Lompa

Maulid Akbar Cikoang atau yang biasa disebut Maudu Lompa merupakan perpaduan dari unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan yang digelar setiap tahun di Bulan Rabiul Awal berdasarkan Kalender Hijriyah yakni untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.


Kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat Cikoang sebagai turunan anak cucu Nabi Muhammad SAW yang datang menyebarkan ajaran agama Islam di Cikoang dan sampai saat ini dikenal dengan nama keluarga Sayyek. Pelaksanaan Maudu Lompoa mempunyai ritual-ritual dan prosesi adat yang dilaksanakan selama 40 hari sebelum puncak acara pesta.


Beberapa bentuk acara dan upacara adat pun dilakukan seperti :
  • Ajene-jene Sappara merupakan proses awal yang dilakukan pada tanggal 10 Bulan Syafar setiap tahunnya, dalam proses mandi ini dipimpin oleh ‘Anrong Guru’ yang diikuti oleh ribuan warganya
  • Annyongko Jangang yaitu proses menangkap dan mengurung ayam yang akan digunakan dalam acara Maudu Lompoa. Proses mengurung ayam ini berlangsung selama 40 hari 40 malam.
  • Angnganang Baku yaitu proses membuat tempat menyimpan makanan yang akan digunakan dalam Maudu Lompoa. Bakul tersebut dari daun lontar serta pembuatannya hanya boleh berlangsung dalam bulan Syafar.
  • Anggalloi Ase yaitu proses menjemur padi di bulan Rabiul Awal.
  • Adengka Ase yaitu proses menumbuk padi. Dalam proses ini tidak diperbolehkan menggunakan mesin melainkan hanya menggunakan lesung.
  • Ammisa Kaluku yaitu proses mengupas kelapa, dimana kelapa yang akan dikupas harus kelapa yang utuh, dalam pengertian tidak cacat dan sebisa mungkin berasal dari kebun sendiri serta dipanjat sendiri.
  • Ammolong Jangang yaitu proses penyembelihan ayam harus menggunakan pisau yang tajam serta wajib hukumnya menghadap ke Kiblat.
  • Pamatara Berasa yaitu proses memasak beras tetapi tidak sampai menjadi nasi siap saji
  • Ammonei Baku yaitu proses mengisi Bakul dengan nasi setengah matang, ayam goring, telur masak. 
  • Annodo Bayao yaitu proses menghias telur dengan warni-warni tertentu agar tampak menarik 
  • Kegiatan Arate adalah menyanyikan puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Al-Quran. Proses ini dipimpin oleh Anrong Guru. 

Patorani Galesong

Dalam rangka memperingati perjalanan Tu Barania Kerajaan Galesong untuk berangkat berperang ke Pulau Jawa membantu Kerajaan Trunojoyo melawan penjajah Belanda. Pada saat itu yang memimpin pasukan Galesong adalah Karaeng Galesong. Dalam perjuangan, banyak Tu Barani yang gugur di medan perang, sisa pasukan yang kembali ke Galesong menaiki Kapal. Di tengah perjalanan kapal mereka dikelilingi oleh ikan yang sangat banyak yang terbang di permukaan air. Kejadian tersebut menarik perhatian para Tu Barania.


Setibanya mereka di dataran Galesong, mereka mengabarkan kejadian tersebut dan menyampaikan keinginan kepada orang-orang tua di Galesong. Hasil pertemuan menyepakati untuk membuat alat penangkap ikan berupa jarring dan bamboo yang disebut Pakkaja dan mereka menangkap ikan terbang tersebut. Kegiatan menangkap ikan ini dinamai Patorani yang berasal dari kata Tu Barani.


Prosesi Ritual Budaya Patorani :
  • Accini Allo adalah proses melihat hari baik untuk turun melaut yang dilakukan oleh para Sawi dan Punggawa untuk meminta petunjuk kepada Pinati.
  • Abbeso Biseang merupakan proses menarik perahu dari pantai ke permukaan daratan yang dilakukan oleh Sawi.
  • Annisi Biseang
  • Apparada yaitu proses mengecat perahu untuk memperbaharui warna yang telah pudar.
  • Adengka Paleo (Allepa) dan Assossro Biseang
  • Angngalle Leko Kaluku yaitu prosesi pengambilan daun kelapa hingga perakitannya untuk siap pakai (tempat bertelur ikan).
  • Appanai Pakkajang yaitu menaikan atau mengisi perahu dengan segala macam perbekalan yang akan digunakan dalam menangkap telur ikan.
  • Appanaung Ri Jene yaitu prosesi yang dilakukan oleh banyak orang untuk mendorong perahu ke laut sambil menyanyikan lagu-lagu
  • Accaru-Caru(Appassili), merupakan prosesi menghanyutkan barang jajakkang ke laut dan acara ini dipimpin oleh Pinati.
  • Padongko Parappo,
  • Angngalle Gosse,
  • Allappasa yaitu proses pelepasan atau pemberangkatan para nelayan menuju ke lautan yang dilepas dengan lambaian tangan para keluarga nelayan menuju ke Pulau Sanrobengi,
  •  Appadongko Parappo Ri Bayanga

Pesta Lammang

Tradisi turun-temurung yang dilakukan oleh masyarakat desa Lantang Kabupaten Takalar di tepian Sungai Lantang. Konon dikedalaman sungai Lantang yang tidak pernah surut meski musim kemarau berdiam seekor buaya besar jelmaan dari seorang manusia sakti.


Pada suatu hari, seoarang penduduk kampung hendak menyeberangi sungai yang dalam itu. Namun, ia tak berani berenang ke seberang. Seekor buaya besar kemudian muncul dari dasar air dan menyuruhnya menaiki punggung buaya. Dan sampailah orang tersebut ke seberang. Berkat pertolongan tersebut sehingga sang buaya memerintahkan kepada orang tersebut untuk mengadakan sebuah acara ritual sebagai tanda syukur atas jasa-jasanya.


Maka lahirlah satu kelompok di Desa Lantang yang melaksanakan semua hal yang telah di sepakati tersebut. Adapun dipilihnya lemang sebagai sajian pokok adalah karena hasil pertanian dan makanan pokok penduduk adalah beras. Sementara lemang atau kado bulo itu sendiri bahan dasarnya adalah beras sebagai persembahan dalam acara ritual tersebut.
  • Ammolong Bulo yaitu seminggu sebelum pembuatan lemang diselenggarakan, penduduk berlomba-lomba ke hutan untuk mengumpulkan beberapa batang bambu.
  • Ammone yaitu mengisi potongan-potongan bambu yang sudah dilapisi daun pisang dengan beras yang dicampur dengan sari kelapa.
  • Attunu yaitu membakar potongan-potongan bambu yang telah terisi penuh.
  • Angngerang Bungasa yaitu memberikan satu lemang kepada pinati (orang yang mendapat kepercayaan sebagai pengurus acara ritual tradisi lemang)
  • Appasorong yaitu upacara pemberian sesajian kepada Patanna Jene (Pemilik Air = Nene I rawa ri Jene atau sang buaya).

SHARE THIS

Author: