Sosok Ulama Kharismatik, mengenal KH. Ambo Dalle dan sejarah terbentuknya Darud Dakwah wal Irsyad (DDI)


Era perkembangan dunia pendidikan islam di Sulawesi Selatan tentunya tidak lepas dari sosok para tokoh-tokoh dan ulama dalam mengajarkan nilai-nilai islam. Salah satunya adalah KH. Ambo Dalle yang lebih sering dikenal dengan sebutan Anregurutta KH Abdulrahman Ambo Dalle oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Beliau merupakan tokoh pendiri dari salah satu lembaga pendidikan islam di Sulawesi Selatan yang bernama Darud Dakwah wal Irsyad (DDI).

Artikel lainnya :
Bukan di Mesir, inilah Piramida tertua didunia yang ditemukan di Negara Kazakhstan
Pengemis dinegara ini hidup sejahtera, berikut negara yang memiliki pengemis dengan pendapatan terbesar didunia
Tertinggi di Sulawesi Selatan, inilah alasan mengapa Puncak Latimojong menjadi gunung dengan medan tersulit di Indonesia

Belum ada data pasti tentang tanggal lahir dari KH. Ambo Dalle, namun dipastikan beliau lahir sekitar tahun  1900 M di Desa Ujungnge, Kabupaten Wajo. Beliau merupakan seorang putra bangsawan dari pasangan ayah yang bernama Andi Ngati Daeng Patobo dan ibunya bernama Andi Candara Dewi.
Nama beliau adalah Ambo Dalle yang berarti Ambo yaitu bapak dan Dalle yaitu rejeki, sehingga kelak hidup dengan limpahan rejeki yang cukup. Namun di usia 7 tahun, beliau diberikan nama Abdul Rahman oleh ulama KH. Muhammad Ishak karena sudah mampu menghafal Al Quran.

Masa kecil Ambo Dalle banyak dimamfaatkan belajar ilmu agama dilingkungan keluarga hingga berguru pada ulama-ulama besar seperti KH Muhammad Ishak. Selain belajar agama, beliau juga mengikuti Sekolah Rakyat (Volk School) serta kursus bahas Belanda di HIS Sengkang.

Untuk lebih memperluas wawasan dan pengetahuannya, akhirnya beliau beranjak meninggalkan Wajo dan mulai belajar di Kota Makassar. Selama berada di Kota Makassar, Ambo Dalle belajar tentang cara mengajar dan metodologi baru melalui sekolah guru yang diselenggarakan oleh Syarikat Islam dibawah pimpinan HOS Cokroaminoto.

Semakin matang akan wawasan dan keilmuan, akhirnya beliau memutuskan kembali ke Wajo dengan tekad mencerdaskan putra dan putri di daerahnya. Sambil mengajar, Ambo Dalle terus menambah ilmunya dengan belajar kepada ulama-ulama asal Wajo yang merupakan alumni dari Makkah, seperti H. Syamsuddin dan Sayyid Ali al-Ahdal.

Berguru dan meniti karier mengajar pada tempat pengajian H. As’ad, beliau akhirnya diangkat menjadi asisten dan menambah kemajuan pada tempat pengajian. Berkat kunjungan Raja Wajo (Arung Matoa Wajo) di pengajian H. As’ad, akhirnya Raja Wajo memberi dukungan agar membangun sebuah madrasah yang semua biayanya ditanggung pemerintah setempat.

Selang beberapa waktu, akhirnya pembangunan madrasah dimulai dan selanjutnya diberi nama Al-Madrasah Al-Arabiyah Al-Islamiyah (disingkat MAI). MAI merupakan sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan jenjang pendidikan Awaliyah (setingkat TK), Ibtidaiyah (setingkat SD), dan tsanawiyah (setingkat SMP). Dalam waktu singkat, popularitas MAI Sengkang dengan sistem pendidikan yang modern, banyak menarik perhatian dan peminat dari berbagai daerah.

Atas izin dan restu sang guru H. As’ad, Ambo Dalle pindah dan mendirikan MAI di Mangkoso (Kabupaten Barru) pada 29 Syawal 1356 H atau 21 Desember 1938. MAI Mangkoso semakin berkembang, menjadi cikal bakal lahirnya organisasi pendidikan islam yang bernama Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) yang dipelopori oleh Ambo Dalle. DDI sendiri merupakan perubahan nama dari organisasi islam yang sebelumnya yaitu MAI. Mulai saat itulah beliau mendapat kehormatan penuh dari masyarakat sehingga lebih dikenal dengan sebutan Anregurutta Ambo Dalle.  


Seiring perkembangan waktu, akhirnya lembaga pendidikan DDI semakin berkembang dan besar dimasyarakat hingga daerah-daerah. Semula berpusat di Mangkoso, Ambo Dalle lebih memilih memindahkan ke Parepare menjadi pusat dari kegiatan DDI dan lokasi strategis untuk meningkatkan komunikasi dengan cabang-cabang DDI di berbagai daerah.

KH Abdulrahman Ambo Dalle merupakan salah seorang guru agama dan ulama besar ummat muslim yang penuh dengan jasa dan sangat berpengaruh di masyarakat. Baik kepribadian dan pejalanan hidupnya yang penuh dengan cerita spritual dan mitos-mitos yang berada diluar kepala, namun sosoknya adalah panutan untuk seluruh masyarakat.

Akhirnya diusia yang menghampiri 1 abad (100 tahun), Anregurutta KH Abdulrahman Ambo Dalle menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Nopember 1996 setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Beliau meninggalkan banyak kenangan, baik berupa penghargaan maupun hasil karya-karya yang beliau tulis sendiri. Semoga sosok panutan KH Abdulrahman Ambo Dalle menjadi sebuah inspirasi bagi kehidupan kita semua sebagai manusia yang beragama dan berahklak.

SHARE THIS

Author: