Cerdas dan berwibawa, inilah sosok bupati pertama di Indonesia yang bergelar profesor


Ketika pertama kali memenangi Pemilukada Bantaeng 2008 lalu, mantan CEO sejumlah perusahaan di Jepang ini bergerak cepat. Ia blusukan hingga ke kampung2 menemui warga. Tak mengherankan bila mulai dari anak2 sampai orang tua sangat dekat dan bersahabat dgn pemimpin daerahnya itu. Ia senantiasa ingin mencari tahu akar masalah langsung ke sumbernya. Jika sudah tahu penyebabnya, dgn cepat ia mengambil tindakan. Bekerja dgn fokus, itulah kunci keberhasilannya.


Artikel lainnya :
Jauh sebelum ditemukan oleh para ilmuan, inilah fakta ilmiah tentang penciptaan manusia yang telah termuat dalam Al Quran
Kisah nyata preman insaf, inilah sosok Imam Masjid yang merupakan mantan anggota Mafia di Jepang
Usia baru 12 tahun, inilah bocah asal Indonesia yang menjadi mahasiswa termuda di Kanada
Bupati yg menjunjung tinggi filosofi Jepang pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan perbuatan ini juga berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan warganya. Warga Bantaeng paling dimanjakan untuk pelayanan kesehatan. Jika ada warga yg sakit, cukup menelpon Brigade Siaga Bencana (BSB ) di 113 atau 0413-22724 / 0413-21408 maka dalam waktu cepat dokter serta perawat bersama ambulans gratis akan segera menjemput pasien di rumahnya. BSB siaga 24 jam dgn sejumlah dokter dan perawat serta unit mobil ambulans berfasilitas emergency. Selain itu, BSB Bantaeng juga menyiagakan beberapa unit mobil pemadam kebakaran berstandar Internasional, yg kemampuannya melebihi armada yg dimiliki Dinas Damkar Makassar. Bahkan, mobil ambulans milik Pemkab Bantaeng kerap dipinjamkan di kabupaten tetangga bilamana ada pasien yg akan dirujuk ke Makassar. Selain itu pula, Nurdin yg menguasai 3 bahasa asing, Inggris, Jepang dan Cina ini berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana sekitar Rp 120 miliar untuk membangun gedung rumah sakit 8 lantai berstandar internasional.
Dahulu, Bantaeng hanya dipandang sebelah mata dibanding 23 kabupaten di Sulsel. Orang2 yg akan menuju 6 kabupaten di sisi selatan Sulsel ini hanya mampir sejenak atau bahkan melintas begitu saja. Sepertinya tak ada hal menarik untuk disinggahi. Namun, sejak 2009, Bantaeng menjadi daerah yg cukup menonjol. Bantaeng menjadi destinasi, bukan lagi tempat transit. Investor kelas dunia berdatangan ke kabupaten yg jaraknya 120 kilometer dari Makassar ini.
Penyebabnya, kini Bantaeng memiliki sejumlah ikon yg membuatnya menonjol dibanding daerah2 lain di Sulsel. Contohnya, tak banyak yg menyangka jika berbagai tumbuhan seperti stroberi, apel, durian bisa tumbuh subur di pegunungan Bantaeng. Juga tak pernah terbayangkan jika di daerah ini bisa menjadi penghasil benih unggul yg menaikkan tingkat ekonomi masyarakatnya terutama petani.
Daerah ini pun tumbuh dgn berbagai industri pengolahan. Di bidang industri pengolahan hasil pertanian, Bantaeng sukses merintis pengolahan hasil pangan sekaligus pengepakannya. Hasil-hasilnya pun kini sudah diekspor ke berbagai negara, khususnya Jepang dan Cina. Selain itu, industri pengalengan hasil laut pun berkembang di daerah ini.Dengan perubahan dan pembangunan yg terus bergerak itu, tak mengherankan jika banyak daerah yg berkaca pada daerah ini. Banteng menjadi “laboratorium” pilihan 104 kabupaten kota di Indonesia yg melakukan studi banding di daerah itu selama 2014.
Meski tak menutup peluang masuknya investor asing, di tangan Nurdin, pembangunan di Bantaeng senantiasa mengutamakan kearifan lokal. Guru Besar Universitas Hasanuddin ini belum berpikir untuk membangun mal di Bantaeng. “Biarkan perekonomian masyarakat dulu yg tumbuh, baru kita bangun yg lain,” ujar alumni Universitas Kyushu, Jepang, ini.
Sebagai orang berlatar belakang pertanian, tekadnya bulat ingin meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, jika dulu petani jagung menanam jagung dan menjual jagung, sekarang petani jagung tak hanya menjual jagung, tapi juga benihnya. Penjualan benih itu mendongkrak penghasilan petani menjadi berlipat-lipat. Ia mencontohkan, jika sekilo jagung dijual dengan harga Rp 2.000, dgn menjual benih, penghasilan yg diperoleh bisa Rp 50 ribu per kilo.
Saat ini, produksi benih yg dikembangkan masyarakat Bantaeng ada berbagai jenis. Jumlahnya mencapai lima ton per tahun. “Dan semuanya adalah benih unggulan yg sudah melalui uji coba dan penelitian terpadu,” ujarnya.
Di kepemimpinannya di Bantaeng, alumni fakultas pertanian Universitas Kyushu di Jepang ini, perekonomian Bantaeng tumbuh dari 5,3 persen menjadi 8,9 persen pertahun serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta menjadi Rp 14,7 juta.
Nurdin berhasil memajukan kembali varietas sayuran, buah dan hasil2 perikanan, dgn konsep Agri-Marine Economy. Berkat kemajuan perekonomian di Bantaeng, terjadi arus balik warga Bantaeng yg merantau di luar, serta bertambahnya penduduk yg bermigrasi ke Bantaeng.
Selama 6 tahun kepemimpinannya, Bantaeng menyabet lebih dari 50 penghargaan tingkat nasional, termasuk 4 kali berturut-turut piala adipura yag sebelumnya tidak pernah didapatkan, 3 tahun berturut-turut meraih Otonomi Award dan berhasil memenangkan Innovative Government Award (IGA) th 2013 yg diadakan Kementerian Dalam Negeri.
Bagi Nurdin, ia tidak mau berorientasi pada piagam penghargaan semata, tanpa dibarengi karya nyata yg dirasakan warganya. Menurut Nurdin, berkat caranya memimpin Bantaeng dgn menggunakan hati, Bantaeng kemudian jadi terkenal dan jadi sering kedatangan tamu dari pemda di Indonesia untuk melakukan studi banding, termasuk pula sering diundang pemerintah Jepang dan China untuk melakukan benchmarking.
Berkat kepiawaiannya memimpin, nama Nurdin termasuk 19 tokoh alternatif oleh Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yg digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi.
Referensi : www.berdecak.top

SHARE THIS

Author: